Selasa, 02 Desember 2014

cinta dan pernikahan

banyak yang belum saya mengerti mengenai dua hal itu.
mungkin itulah sebabnya saya menuliskannya disini.

sungguh, hati ini banyak bertanya.
mana yang sebenarnya lebih dahulu hadir?
cinta ataukah pernikahan?
katanya, cinta sejati dan suci itu (cinta karna Allah), terjadi dan ada setelah ijab kabul terucap di depan wali dan saksi (penikahan).
maka, mana yang lebih dahulu hadir?
bukankah ada yang mencintai dulu baru menikah?
bukankah lebih seriing kita timbul rasa suka dulu terhadap seseorsang dulu, baru memutuskan menikah?
bukankah sebelum memutuskan menikah, kita sama-sama adanya ketertarikan dulu?
lantas apakah ketertarikan, rasa suka dan sayang sebelum pernikahan itu bisa di sebut cinta permulaan?
lantas apakah semua itu bisa disamakan dengan pacaran?
lantas, apa bedanya dengan ta'aruf?
bukankah jika pada perkenalan, merasa tidak cocok, tidak ada ketertarikan, lantas tidak bisa melanjutkan ke jenjang khitbah?
lantas apakah ta'aruf benar-benar sama dengan pacaran? seperti selalu disangkal oleh beberapa orang supaya menutupi hubungan pacaran mereka dengan kemasan yang lebih islami?

lantas bagaimana dengan kehidupann ku sendiri?
apakah selama ini akupun telah tidak sengaja mencampurkan 2 hal ini?
melabelkan ta'aruf, namun kedekatan kami sudah seperti bukan sekedar teman?
salahkah?
jika berulang kali aku berusaha menghindar, namun takdir selalu mempertemukan dengan cara-cara yang menyebalkan?
atau justru saat itu aku juga ikut terbawa dan menikamati kesalahanku sendiri?

mengapa serumit ini?
mengapa berbelit begini?
diikat, namun tak terikat.
seakan bebas namun tak bisa terlepas begitu saja dari bermcam bayang-bayang.

apakah itu pula yang membuatku begitu yakin meninggalkan kota ini, untuk menjauh dan singgah di kota lain?
apakah Bandung benar-benar keputusan terakhir ku sebagai persinggahan terakhir?

jika memang ada lelaki lain yang lebih berhak untu mendapat keutuhan hati ini, maka biarkanlah ia mengetuk pintunya, menemukan kuncinya.
dan menutup rapat selamanya dari yang lain.
menguncinya rapi, lembut, sopan dan suci.

biarkan hati ini memilih cintanya sendiri.
cinta yang tak berbelit-belit.
cinta yang cinta.
cinta yang di ridhoi dari sekedar banyak dipertemukan tanpa arti.

biarkan hati ini mencari jalurnya sendiri.
biarkan hati ini berlabuh di tempat yang semestinya.

aku tau dia baik.
tapi aku pun tau, aku akan lebih baik tanpanya.
dia akan lebih baik tanpa ku.


-i will nothing but the best on you-

9 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar