Kamis, 08 November 2018

Rahasia Takdir

Sebaik baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalehah.
dan sebaik baik lelaki, adalah yang memuliakan wanita.


Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi, bagaimana perasaanku saat itu.
Tapi apa yang bisa diperbuat jika itu adalah kehendakNya?

Istikharah panjang tentangnya, akhirnya selesai.
bagaimanapun jawabannya.
itu yang terbaik, menurut Allah.

ada banyak alasan tersendiri ketika sebuah keyakinan berubah menjadi keraguan panjang.
Baik dalam arti Seimbang.
Mungkin itu yang lebih tepat.

Semoga Allah senantiasa menguatkan langkah kaki juga hati.
dalam setiap Ketetapan takdirNya.

Aku turut berbahagia, atas apapun kebaikan Allah untuk kehidupanmu.
Semoga segala silaturahim yang sedikit retak, mampu kembali baik seperti semula.

Cahaya Mata
Citeureup, 09 November 2018
12.14

Kamis, 25 Oktober 2018

Assalammualaikum Masa Depan

Assalammualaikum kamu ku dimasa depan
semuanya akan dimulai, segera.
tidak ada lagi senja juga hujan.
semoga selalu diberikan yang terbaik menurut versinya Allah ya...

Salam Ta'aruf
Cahaya Mata
Citeureup, 26 Oktober 2018

Rabu, 24 Oktober 2018

Maa Kaana Lillahi Abqaa

Sesuatu yang karena Allah, pasti abadi.
Mencintai karena Alah,  berbuat karena Allah.
Menyertai Allah dalam setiap keputusan.


Minggu, 30 September 2018

Bicara pada Bintang

Tiga waktu berlalu.
Rentang hatiku menyayat.
Wajah kasih yang dulu,  hadir dalam tidur.

Malampun penuh mimpi
Pertemuan tak terjamah.
Sinar diujung sana, menerangimu.

Pernah kau berkata,
Bila ku merindu
Bicara saja,  bintang kan mendengar.
Maka kau kan merasakannya.

Aku tau diri,  semua takkan mungkin.
Biarkan saja semua jadi kenangan yang mungkin takkan terlupa
Sampai ku menua.
Biar saja.

Hujan diujung bulan.
Biar jadi saksi hati.
Betapapun mencinta.
Ini takkan mungkin.

Pernah kau berkata,  bila ku merindu.
Bicara saja,  bintang kan mendengar.
Maka kau kan merasakannya.

Aku tau diri,  semua takkan mungkin.
Biarkan saja semua jadi kenangan yang mungkin takkan terlupa.
Sampai ku menua.
Biar saja.



Kamis, 27 September 2018

Teruntuk Ayah Ibu

Teruntuk ayah ibu.

Maafkan,  jika hingga detik ini aku belum mampu membahagiakan. 
Maafkan,  jika hingga detik ini aku belum juga bisa memberi kepastian mengenai kapan dan dengan siapa aku akan menikah. 

Ada beberapa hal yang terjadi. 
Dan aku tidak bisa menjelaskannya disini. 
Tapi percayalah,  apapun yang telah dan sedang terjadi,  adalah yg terbaik menurut versinya Allah. 

Ayah ibu, 
Jika kalian melihat muda mudi seumurku sudah bergantian membawa pacarnya ke rumah. 
Percayalah,  akupun akan demikian. 
Namun,  dengan cara yang sesuai syariatNya. 
Lelaki yang akan datang,  adalah lelaki yang serius. 
Serius untuk sama sama belajar dan melangkah bersama, melalui ikatan suci. 
Lelaki yang bukan hanya bisa menerimaku. 
Lelaki yang bukan hanya mencintaiku. 
Namun mampu mengayomi dan menyayangi keluarga besarku. 

Lelaki yang tidak melihatku atas dasar hal hal duniawi. 
Tetapi ia yang melihatku melalui kedalaman hati. 
Mencintai dengan iman,  mencintai karena allah. 
Menikahi karena Allah. 

Ada banyak istikharah panjang yang sudah aku lakukan. 
Dan mungkin,  beberapa diantaranya menjadi pertanyaan besar kalian. 

Tapi biarlah semua perasaan ini menjadi rahasiaku dengan Allah saja. 
Biarlah semua tetap tertutup. 
Satu hal yang pasti,  
Pernikahan bukan hanya untuk menyatukan dua hati manusia. 
Tetapi juga dua keluarga besar. 

Aku hanya tidak ingin menuruti perasaan,  dan kehilangan yang lainnya. 
Meskipun menurutku,  itu "terlihat" baik. 

Dan apa yang telah terjadi kemarin,  cukup menjadi pelajaran berharga. 
Yang ku harap,  tidak akan kalian pertanyakan lagi. 

Menutup rapat semuanya,  dan membuka lembaran baru. 

Jika waktunya tiba,  dia akan datang langsung meminta padamu. 
Restumu,  juga aku. 

Cahaya Mata
28 September 2018



Rabu, 26 September 2018

Muara Rindu

Dimanakah muara rindu?
Aku ingin menujumu.
Didasar lembah yang paling ku tunggu.

Dimanakah pelabuhan asa bersuara?
Menuju hatimu yang paling menara?

-Cahaya Mata-
Citeureup,  27 September 2018
7.30

Minggu, 23 September 2018

Ta'aruf

Sudah benar benar siapkah aku untuk memulai segalanya dari awal?
Sepenuhnya membuka hati untuk berbagai hal baru?
Kamukah?

Diwaktu senja aku terdiam.
Menulis sajak dan puisi.
Temaram datang menyapaku,
Menemani sebuah keinginan hati.
Tulus dan Suci.

kau adalah teman masa laluku.
yang kini ingin ku perjuangkan.
Sudah lama aku mencari celah untuk menemukan dirimu lagi.
Ini Niatku.

Izinkanku mengenalmu.
Agar keyakinanku padamu tumbuh dalam hati.
Izinkanku membaca kisahmu.
Agar aku bisa mengerti siapa dirimu dan semua tentangmu.
Tersenyumlah bila kau bersedia.

Akan aku sebut namamu didalam doaku.
Doa yang ku pasrahkan padaMu pemilik hati.

Bismillah, Semoga Allah selalu menguatkan langkah kaki dan hati hanya karenaMu.


-Cahaya Mata-
Citeureup, 24 September 2018 12.24


Kamis, 30 Agustus 2018

Beranjak

Bismillah,
aku harap ini permulaan yang baik untuk melangkah.
tentang siapa dan kapan, semua masih menjadi rahasia Allah.

mengembalikan semua yang telah terjadi, kembali padaNya.
semoga semesta mendukung.
apapun yang terbaik untuk masa depan.

kepadaNya aku sandarkan semua harap dan pinta.
penuh keikhlasan dan ketulusan.

tentang Senja, cukuplah doa doa terbaik sebagai penghias pertemanan.
biarkan waktu yang memperbaiki keadaan.
juga hatiku.

Bismillah, Singlelillah academy.
Bandung 2018.


Rabu, 08 Agustus 2018

Apakah Sudah Selesai?

Melangitkanmu nyatanya butuh banyak waktu dan keikhlasan.
Berharap semua akan baik baik saja.
Sesuatu yang ku pikir selesai, justru seperti mimpi buruk yang selalu menghantui.
Payahnya, semua tentang senja masih terkemas rapi dalam nurani.
Seharusnya, semua yang selesai adalah selesai.
Dan semua yang tidak lagi berdampingan, sudah seharusnya menjalani hidupnya masing-masing.
Namun mengapa, dalam beberapa hal semua tentangmu seperti enggan pergi?
Bukankah episode tentang kita sudah jelas arahnya?
pertanyaan besar itu nyatanya selalu terlontar.
Apa yang mereka inginkan? kejujuranku?
atau sekedar pemuas rasa penasaran tanpa peduli sedikitpun pada hati?
Apa semua tentang kita harus selalu dipertanyakan?
Jika semua menjadi masa lalu pada akhirnya, bukankah lebih baik menutupnya rapat-rapat?
Aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja.
Namun mengapa, takdir selalu mempertemukan kita menjadi tidak baik kembali?

Cahaya Mata
08 Agustus 2018