Kamis, 27 September 2018

Teruntuk Ayah Ibu

Teruntuk ayah ibu.

Maafkan,  jika hingga detik ini aku belum mampu membahagiakan. 
Maafkan,  jika hingga detik ini aku belum juga bisa memberi kepastian mengenai kapan dan dengan siapa aku akan menikah. 

Ada beberapa hal yang terjadi. 
Dan aku tidak bisa menjelaskannya disini. 
Tapi percayalah,  apapun yang telah dan sedang terjadi,  adalah yg terbaik menurut versinya Allah. 

Ayah ibu, 
Jika kalian melihat muda mudi seumurku sudah bergantian membawa pacarnya ke rumah. 
Percayalah,  akupun akan demikian. 
Namun,  dengan cara yang sesuai syariatNya. 
Lelaki yang akan datang,  adalah lelaki yang serius. 
Serius untuk sama sama belajar dan melangkah bersama, melalui ikatan suci. 
Lelaki yang bukan hanya bisa menerimaku. 
Lelaki yang bukan hanya mencintaiku. 
Namun mampu mengayomi dan menyayangi keluarga besarku. 

Lelaki yang tidak melihatku atas dasar hal hal duniawi. 
Tetapi ia yang melihatku melalui kedalaman hati. 
Mencintai dengan iman,  mencintai karena allah. 
Menikahi karena Allah. 

Ada banyak istikharah panjang yang sudah aku lakukan. 
Dan mungkin,  beberapa diantaranya menjadi pertanyaan besar kalian. 

Tapi biarlah semua perasaan ini menjadi rahasiaku dengan Allah saja. 
Biarlah semua tetap tertutup. 
Satu hal yang pasti,  
Pernikahan bukan hanya untuk menyatukan dua hati manusia. 
Tetapi juga dua keluarga besar. 

Aku hanya tidak ingin menuruti perasaan,  dan kehilangan yang lainnya. 
Meskipun menurutku,  itu "terlihat" baik. 

Dan apa yang telah terjadi kemarin,  cukup menjadi pelajaran berharga. 
Yang ku harap,  tidak akan kalian pertanyakan lagi. 

Menutup rapat semuanya,  dan membuka lembaran baru. 

Jika waktunya tiba,  dia akan datang langsung meminta padamu. 
Restumu,  juga aku. 

Cahaya Mata
28 September 2018



Tidak ada komentar:

Posting Komentar