Sabtu, 17 Januari 2015

CINTA



Kalaulah ada cinta yang tak menyisakan kepedihan
Maka cinta itulah yang ku cari
Kalaulah ada cinta yang tak memberikan kehampaan,
Maka cinta itulah yang ku damba
Namun sejauh langkah yang ku ayun      
Sepanjang waktu yang ku tempuh
Cinta yang demikian tak jua ku temukan

Cinta..
Berbicara dengan bahasanya
Bahasa yang kadang begitu sulit untuk diterjemahkan manusia
Begitu sulit untuk dipahami
Maka seperti itulah cinta kita yang terkunci
Tak ada yang mampu memahaminya
Sebab mereka yang ada diluar sana
Tak pernah bisa menemukan kuncinya

Kita slalu yakin
Bahwa cinta kita tak bisa di usik
Kita juga selalu yakin
Bahwa cinta slalu keluar sebagai pemenang
Sebab cinta memiliki kekuatan
Cinta memiliki segala yang diperlukan nya untuk perlindungan
Namun, ketika kita mendapati cinta kita kalah,
Masihkah kita yakin akan kekuatannya?
Masihkah ada harapan untuk memenangkannya?

Aku telah mencoba bertahan demi satu harapan yang tersisa
Harapan untuk kembali bertemu dengan mu kelak
Menata kembali kebersamaan kita
Namun jika pada akhirnya kita sama-sama mendapati diri kita dalam kenyataan yang berbeda?
Haruskah kita saling berburuk sangka?
Atau ketika kita mendapati semua orang menghalangi langkah kita
Haruskah kita menyerah tanpa sebuah usaha?

Dulu...
Kau pernah mengatakan
Bahwa ketulusan ku lah yang paling kau kagumi
Pada saat itu,
Kau begitu yakin bahwa aku adalah anugrah terindah bagimu
Sebagaimana aku yakin bahwa kau adalah yang terbaik bagiku
Lalu ketika akhirnya takdir lebih berhak untuk bicara
Haruskah kita menjadikan Tuhan sebagai tersangka?

Berulang kali ku coba meyakinkan diri bahwa aku telah kehilanganmu
Akupun telah mencoba menerima kenyataan bahwa inilah yang terbaik buat kita
Namun, semua itu tak semudah mengucapkannya
Cinta yang mengikat hatiku seperti patri keabadian
Memasungku untuk tidak beranjak dari satu kenyataan bahwa hatiku tetap memilihmu


Tuhan..
Jika memang aku salah telah menjadikanMu sebagai tersangka
Maka jadikanlah sisa hidupku sebagai penebusnya
Berikanlah padaku satu jawaban saja
Dari ribuan pertanyaan yang menyumbat di dada ini
Satu jawaban yang akan membuatku percaya
bahwa takdirMu tak pernah berlaku curang atas cintaku
dan cukuplah semua itu sebagai langkah awalku untuk kembali

Aku....
Memang pernah mencintaimu
Tapi kini cinta itu sudah berubah
Sebagaimana berubahnya malam menjadi siang
Sebab, kini aku mendambakan sesuatu yang lain
Sesuatu yang tak membuatku terluka,
Yang tak menyisakan kepedihan
Dan yang tidak memberikan kehampaan
Ya, sesuatu yang tak membuatku egois

Kita...
Pernah bersama,,
Kita pun pernah bahagia
Namun keindahan yang kita temukan di penghujung jalan ini adalah keindahan tak terperi
Keindahan yang sanggup jadi penebus bagi segenap luka dan air mata
Meski kini kita tak lagi bersama,
Namun dunia menyaksikan bahwa kita sama-sama bahagia dengan dunia kita yang baru...





------Copas---------

Senja



Senja, aku tau kamu baik. Bahkan teramat baik dari yang telah aku kenal. Namun sepertinya ada banyak hal yang membuat jarak diantara setiap pertemuan. Bahwa kenyataan bisa saja berkata sesuai takdirNya tanpa peduli perasaan yang telah ada. Senyum, sapa, hangat, telah percuma. Diantara kita telah menjadi masing-masing. Kalis. Segalanya berubah, hati kita juga. Sekalipun restu hadir di suatu hari nanti, percuma. Segalanya telah menemukan jiwa baru. Hati baru. Bahkan bahasa kalbumu pun, kini sudah menghilang dari peradaban kan? Kau sudah bisa berbahasa manusia denganku lagi, kan? 

you. you. you



Aku mulai mengerti mengapa segala sesuatu di pertemukan.
Aku mulai paham mengapa semua harus saling mengenal.
Karna itu semua akan berkesan lama dan menjadi pengisi kehidupan.
Mungkin, pertemuan kita adalah pertemuan yang bisa jadi paling memuakkan.
Dimana suatu hari, kau menjadi hal yang membuat ku menangis berhari-hari.
Aku tidak menyesali semua yang terjadi.
Dan aku tau, itu bukan kesalahan mu.
Hanya saja, hal itu rupanya berdampak pada kehidupan ku yang menjadi semakin bebas.
Berhenti dan menjauh dari kehidupan ROHIS, membuat aku harus bertahan sendirian ditengah berbagai hal duniawi yang memuakkan.
Meski aku sadar, kau hadir sebagai solusi dan kesejukan.
Memutuskan untuk tidak menjadi mentor pun, amat sangat di sesali sekarang.
Aku benar-benar merindukan suasana Asy-Syifa.
Rindu saat pengajian jumat pagi, rindu suasana mentoring, rindu saat bazaar sekolah, rindu saat ifthor.
Tapi aku sadar, setiap keputusan pasti ada konsekuensi.
Termasuk ketika nanti aku memutuskan seseorang untuk dijadikan pendamping hidupku selamanya.
Dan seseorang itu, siapakah?

Ada



Ada ketetapan yang tidak bisa kita tetapkan.
Ada kekuasaan yang tidak bisa kita kuasai.
Ada pemahaman yang tidak bisa kita pahami.
Tapi, bukan berarti semua selesai dan terbatasi hanya sampai di situ.
Di kehidupan ini, aku mencoba mengeja jutaan makna alam yang sembunyi.
Membuka cakrawala, membuka hati, membuka imajinasi.
Menciptakan banyak mimpi dan pencapaian.
Tapi aku manusia,
Bisa apa tanpa izin-Nya?                                                                                                                                   


Ada banyak kesah yang bisa kita keluhkan..
Tapi, apa itu bisa menemui solusi?
Ada banyak masalah yang kita hadapi.
Tapi, apa semua akan selesai jika kita hanya bisa pasrah?
Atau amarah justru mampu menuntaskan nya dengan baik?
Mungkin, ada banyak hal yang tidak di ketahui semua orang.
Lalu, apakah dengan semua orang tau.
Kita menjadi lebih baik?
Be your self.
Be the best.






Ada harga yang harus di bayar dari sebuah keputusan.
Ini bukan seberapa besar uang yang kita miliki untuk menebus.
Karna tidak semua kesempatan yang hilang bisa tergantikan oleh uang itu.
Ada kenangan, kebersamaan yang tentu tidak bisa di perjual belikan.
Segalanya sudah di tuliskan oleh-Nya.
Kita hanya bisa berusaha, selebihnya biar tangan Allah lah yang memutuskan hasilnya.
Sebaik baik perencanaan manusia, jauh lebih baik perencanaan Allah.





Citeureup, 21 July 2014