Aku mulai mengerti mengapa segala sesuatu di
pertemukan.
Aku mulai paham mengapa semua harus saling
mengenal.
Karna itu semua akan berkesan lama dan menjadi
pengisi kehidupan.
Mungkin, pertemuan kita adalah pertemuan yang bisa
jadi paling memuakkan.
Dimana suatu hari, kau menjadi hal yang membuat ku
menangis berhari-hari.
Aku tidak menyesali semua yang terjadi.
Dan aku tau, itu bukan kesalahan mu.
Hanya saja, hal itu rupanya berdampak pada kehidupan ku yang menjadi
semakin bebas.
Berhenti dan menjauh dari kehidupan ROHIS, membuat aku harus
bertahan sendirian ditengah berbagai hal duniawi yang memuakkan.
Meski aku sadar, kau hadir sebagai solusi dan
kesejukan.
Memutuskan untuk tidak menjadi mentor pun, amat sangat di sesali
sekarang.
Aku benar-benar merindukan suasana Asy-Syifa.
Rindu saat pengajian jumat pagi, rindu suasana
mentoring, rindu saat bazaar sekolah, rindu saat ifthor.
Tapi aku sadar, setiap keputusan pasti ada
konsekuensi.
Termasuk ketika nanti aku memutuskan seseorang
untuk dijadikan pendamping hidupku selamanya.
Dan seseorang itu, siapakah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar